Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet . Pohon karet (Latin: Hevea Brnziliensis, red) merupakan tanaman yang berasal dari Brazil. Cikal bakal tanaman karet alam dunia ini, setelah mengalami percobaan berkali - kali oleh Henry Wickham, akhirnya berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya, Asia Tenggara khususnya dan Asia pada umumnya menjadi sumber tanaman karet alam.
Tanaman karet yang mampu tumbuh hingga setinggi 25 m ini, memiliki batang yang mengandung getah yang dikenal dengan istilah lateks. Dan, lateks inilah yang merupakan bahan baku utama dan sangat penting bagi berbagai industri, termasuk industri otomotif
dan dalam kemiliteran. Tak pelak, harga jualnya pun terbilang mahal yaitu (pada media 34 Februari 2011, red) Rp. 27.700,- / kg, untuk sadapan berumur sebulan.
Perlu diketahui bahwa umur sadapan sangat berpengaruh pada harga. Misalnya, harga per kilogram lateks untuk sadapan berumur seminggu yakni Rp16 ribu. Sementara lateks dengan umur sadapan sebulan, dihargai Rp27.700,-/kg. Hal itu terjadi, karena saat disadap, getah karet akan bercampur dengan air dan bahan - bahan lain. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu terjadi penyusutan hingga akhirnya yang tertinggal hanya endapan getahnya. Karena tidak mau 'merugi', sebagian besar petani tanaman karet lebih suka menjual hasil sadapan mereka kala baru berumur (terkumpul) satu minggu.
Di luar itu,Dalam Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet mempunyai banyak keunggulan. Misalnya, pertama, untuk membudidayakannya biasanya dilakukan dengan cara stek di mana harga bibitnya Rp17.500,-/batang. Cara ini yang lebih sering digunakan, lantaran sudah setengah jadi. Sehingga, tinggal menunggu pertumbuhannya saja. Lain halnya dengan tanaman karet alam yang dibudidayakan dengan biji, yang berarti sangat lama untuk menunggunya tumbuh tinggi. Sementara kemungkinan gagalnya, cuma 5%. Dalam arti, bukan mati melainkan tidak tumbuh secara -mestinya atau terserang hama yang gampang dimusnahkan.
Kedua, lima tahun setelah ditanam, pohon - pohon karet tersebut siap sadap. Penyadapan biasanya dilakukan berselang - seling (satu hari sadap, satu hari tidak). Jadi, total hanya 15 hari dalam sebulan. "Jika baru pertama kali disadap, biasanya akan diperoleh sekitar 85 kg/minggu yang dikumpulkan dari 450 - 500 pohon, yang ditanam di atas lahan seluas 1 ha.
Di sisi lain menurut PT Perkebunan Nusantara, hasil sadapan per hari standarnya 20 kg/pohon. Sementara sadapan per hari perkebunan 13 kg/pohon, padahal baru sekali sadap. Jadi, dapat dibayangkan kalau pohon - pohon itu sudah berumur 10 tahun, setidaknya akan dihasilkan 1 ton/minggu. Sebab, semakin bertambah umurnya, semakin tinggi pohonnya, dan semakin besar batangnya, sehingga semakin banyak pula getah yang dihasilkan.
Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet - Ketiga, untuk menjual hasil sadapannya, para petani tanaman karet perlu repot. Karena, pembeli datang dengan sendirinya dan harganya jualnya tidak mungkin turun. Mengingat, selalu ada permintaan untuk lateks. Keempat, biaya produksinya tidak tinggi. Kelima, ketika sudah tidak layak sadap (biasanya saat itu pohon karet telah berumur 20-25 tahun, red.), dalam arti, jumlah getahnya semakin lama semakin sedikit atau pohonnya semakin lama semakin tinggi sehingga sulit dijangkau, maka setelah ditebang ia masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas atau berfungsi laiknya kayu.
Namun, tidak berarti tanaman ini tidak memiliki kelemahan, sebab pertama, untuk membudidayakannya dibutuhkan lahan seluas minimal 1 ha. Kedua, lahan tersebut harus berada 400 m di atas permukaan laut dan dengan struktur tanah yang bergelombang. Lantaran, hal itu sangat berpengaruh terhadap banyak sedikitnya getah yang dihasilkan. "Lokasi terbaik untuk bertanam karet yaitu di Sumatera atau setidaknya Kalimantan. Sepengetahuan saya, tanaman karet juga ditanam di Sukabumi dan Serang tapi dalam kapasitas kecil, bukan perkebunan
Di luar itu, banyak sedikitnya getah karet yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, cuaca. Saat musim penghujan hanya sedikit getah yang berhasil disadap, tapi sebaliknya dengan musim kemarau. Kedua, perawatan, terutama pemupukan jangan sampai terlambat.
Analisa Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet ( 1 ha dalam 5 tahun)
BIAYA PENANAMAN
1. Pembelian lahan seluas 1 ha di Kabupaten Rp17.500.000,-.
2. Penggalian lubang = Rp1.500,-/lubang.
Ukuran 5 x 3 = 600 batang.
Ukuran 7 x 3 = 476 batang.
Disiapkan pula bibit untuk sulaman sebanyak 5%. Jadi,jumlah bibit yang disiapkan total 500 batang.
3. Biaya penanaman = Rp200,-/batang.
4. Pembelian bibit =Rp7.500,-/batang.
Total biaya penanaman dalam 1 ha kebun karet = Rp25.000.000,¬
BIAYA PEMELIHARAAN
1. Pemupukan
Jadwal pemupukan Bulan Februari, Mei, dan November
Harga pupuk sekarang
Urea = Rp 85.000,-/50 kg
TSP = Rp125.000,-/50 kg
Phonskha = Rp135.000,-/50 kg
Rp345.000,¬
Biaya pemupukan dalam 1 tahun plus upah= Rp2.220.000,¬
2. Penyemperotan
Penyemperotan tergantung kondisi lahan
7It x Rp.60.000,- = Rp420.000,-x 3 kali dalam 1 tahun = Rp1.260.000,¬
Upah penyemperotan dalam 1 It = Rp30,000,-x 7 It = Rp210.000,-x 3
kali dalam 1 tahun = Rp630.000,¬
Total biaya pemeliharaan sampai dengan sadap= Rp17.430.000,¬
HASIL
• Sadap pertama (awal sadap)
1 ha dalam satu minggu = 80 kg
80 kg x Rp16.000,- = Rp1.280.000,¬
Rp 1.280.000,- x 4 = Rp5.120.000,-:2 = Rp2.560.000,-/bulan
• Kalau tanaman karet tersebut sudah berumur lebih dari 10 tahun
±1 tahun/bulan = 1.000 x Rp16.000,- Rp16.000.000,-/bulan dikurangi Upah karyawan = Rp 6.000.000,¬
Hasil bersih = Rp10.000.000,
Tanaman karet yang mampu tumbuh hingga setinggi 25 m ini, memiliki batang yang mengandung getah yang dikenal dengan istilah lateks. Dan, lateks inilah yang merupakan bahan baku utama dan sangat penting bagi berbagai industri, termasuk industri otomotif
dan dalam kemiliteran. Tak pelak, harga jualnya pun terbilang mahal yaitu (pada media 34 Februari 2011, red) Rp. 27.700,- / kg, untuk sadapan berumur sebulan.
Perlu diketahui bahwa umur sadapan sangat berpengaruh pada harga. Misalnya, harga per kilogram lateks untuk sadapan berumur seminggu yakni Rp16 ribu. Sementara lateks dengan umur sadapan sebulan, dihargai Rp27.700,-/kg. Hal itu terjadi, karena saat disadap, getah karet akan bercampur dengan air dan bahan - bahan lain. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu terjadi penyusutan hingga akhirnya yang tertinggal hanya endapan getahnya. Karena tidak mau 'merugi', sebagian besar petani tanaman karet lebih suka menjual hasil sadapan mereka kala baru berumur (terkumpul) satu minggu.
Di luar itu,Dalam Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet mempunyai banyak keunggulan. Misalnya, pertama, untuk membudidayakannya biasanya dilakukan dengan cara stek di mana harga bibitnya Rp17.500,-/batang. Cara ini yang lebih sering digunakan, lantaran sudah setengah jadi. Sehingga, tinggal menunggu pertumbuhannya saja. Lain halnya dengan tanaman karet alam yang dibudidayakan dengan biji, yang berarti sangat lama untuk menunggunya tumbuh tinggi. Sementara kemungkinan gagalnya, cuma 5%. Dalam arti, bukan mati melainkan tidak tumbuh secara -mestinya atau terserang hama yang gampang dimusnahkan.
Kedua, lima tahun setelah ditanam, pohon - pohon karet tersebut siap sadap. Penyadapan biasanya dilakukan berselang - seling (satu hari sadap, satu hari tidak). Jadi, total hanya 15 hari dalam sebulan. "Jika baru pertama kali disadap, biasanya akan diperoleh sekitar 85 kg/minggu yang dikumpulkan dari 450 - 500 pohon, yang ditanam di atas lahan seluas 1 ha.
Di sisi lain menurut PT Perkebunan Nusantara, hasil sadapan per hari standarnya 20 kg/pohon. Sementara sadapan per hari perkebunan 13 kg/pohon, padahal baru sekali sadap. Jadi, dapat dibayangkan kalau pohon - pohon itu sudah berumur 10 tahun, setidaknya akan dihasilkan 1 ton/minggu. Sebab, semakin bertambah umurnya, semakin tinggi pohonnya, dan semakin besar batangnya, sehingga semakin banyak pula getah yang dihasilkan.
Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet - Ketiga, untuk menjual hasil sadapannya, para petani tanaman karet perlu repot. Karena, pembeli datang dengan sendirinya dan harganya jualnya tidak mungkin turun. Mengingat, selalu ada permintaan untuk lateks. Keempat, biaya produksinya tidak tinggi. Kelima, ketika sudah tidak layak sadap (biasanya saat itu pohon karet telah berumur 20-25 tahun, red.), dalam arti, jumlah getahnya semakin lama semakin sedikit atau pohonnya semakin lama semakin tinggi sehingga sulit dijangkau, maka setelah ditebang ia masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas atau berfungsi laiknya kayu.
Namun, tidak berarti tanaman ini tidak memiliki kelemahan, sebab pertama, untuk membudidayakannya dibutuhkan lahan seluas minimal 1 ha. Kedua, lahan tersebut harus berada 400 m di atas permukaan laut dan dengan struktur tanah yang bergelombang. Lantaran, hal itu sangat berpengaruh terhadap banyak sedikitnya getah yang dihasilkan. "Lokasi terbaik untuk bertanam karet yaitu di Sumatera atau setidaknya Kalimantan. Sepengetahuan saya, tanaman karet juga ditanam di Sukabumi dan Serang tapi dalam kapasitas kecil, bukan perkebunan
Di luar itu, banyak sedikitnya getah karet yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, cuaca. Saat musim penghujan hanya sedikit getah yang berhasil disadap, tapi sebaliknya dengan musim kemarau. Kedua, perawatan, terutama pemupukan jangan sampai terlambat.
Analisa Peluang Usaha Budidaya Tanaman Karet ( 1 ha dalam 5 tahun)
BIAYA PENANAMAN
1. Pembelian lahan seluas 1 ha di Kabupaten Rp17.500.000,-.
2. Penggalian lubang = Rp1.500,-/lubang.
Ukuran 5 x 3 = 600 batang.
Ukuran 7 x 3 = 476 batang.
Disiapkan pula bibit untuk sulaman sebanyak 5%. Jadi,jumlah bibit yang disiapkan total 500 batang.
3. Biaya penanaman = Rp200,-/batang.
4. Pembelian bibit =Rp7.500,-/batang.
Total biaya penanaman dalam 1 ha kebun karet = Rp25.000.000,¬
BIAYA PEMELIHARAAN
1. Pemupukan
Jadwal pemupukan Bulan Februari, Mei, dan November
Harga pupuk sekarang
Urea = Rp 85.000,-/50 kg
TSP = Rp125.000,-/50 kg
Phonskha = Rp135.000,-/50 kg
Rp345.000,¬
Biaya pemupukan dalam 1 tahun plus upah= Rp2.220.000,¬
2. Penyemperotan
Penyemperotan tergantung kondisi lahan
7It x Rp.60.000,- = Rp420.000,-x 3 kali dalam 1 tahun = Rp1.260.000,¬
Upah penyemperotan dalam 1 It = Rp30,000,-x 7 It = Rp210.000,-x 3
kali dalam 1 tahun = Rp630.000,¬
Total biaya pemeliharaan sampai dengan sadap= Rp17.430.000,¬
HASIL
• Sadap pertama (awal sadap)
1 ha dalam satu minggu = 80 kg
80 kg x Rp16.000,- = Rp1.280.000,¬
Rp 1.280.000,- x 4 = Rp5.120.000,-:2 = Rp2.560.000,-/bulan
• Kalau tanaman karet tersebut sudah berumur lebih dari 10 tahun
±1 tahun/bulan = 1.000 x Rp16.000,- Rp16.000.000,-/bulan dikurangi Upah karyawan = Rp 6.000.000,¬
Hasil bersih = Rp10.000.000,
http://indonetwork.co.id/rubberkingrinjani Silahkan mampir
ReplyDelete